Tenggarong, Kaltim: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memulai lawatannya di Kalimantan Timur dengan bersilaturahmi dengan Sultan Kutai Kartanegara Sultan Salehuddin II. AHY menemui Sultan Salehuddin II di kediamannya di Jl. S. Parman, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Senin (11/6) sore.

AHY berharap bisa mendapatkan wejangan dari Sultan berusia 94 tahun tersebut. “Ayahanda, maksud dan tujuan saya datang ke sini adalah untuk silaturahim. Saya tentunya ingin mengenal secara langsung dan memohon wejangan, nasihat, petuah dari Ayahanda yang tentunya telah banyak sekali nasihat-nasihat penting, berharga yang telah diberikan kepada tokoh-tokoh lainnya, tidak hanya di Kalimantan tetapi juga tokoh-tokoh negeri ini,” tutur AHY kepada Sultan Salehuddin II yang duduk di sampingnya.

Silaturahmi AHY ini disambut baik oleh Sultan Salehuddin II. Hal ini disampaikan oleh Deddy, cucu dari Sultan Salehuddin II yang menyampaikan langsung pesan dari Sultan terkait silaturahmi Komandan Kogasma Partai Demokrat tersebut. “Pak Agus, karena kondisi beliau sedang dalam proses penyembuhan, jadi beliau tidak bisa bicara banyak hari ini. Untuk restu tadi sudah saya sampaikan ke beliau tujuan dan maksud Bapak silaturahmi ke sini. Beliau sangat menyetujui dan minta ada waktu empat mata,” terang Deddy. AHY kemudian masuk ke dalam ruangan lain bersama Sultan Salehuddin II ditemani Deddy dan sejumlah kerabat.

AHY tiba di bandar udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan pukul 12.10 WITA. Kehadiran AHY di bandara langsung disambut ratusan relawan dan kader Partai Demokrat. AHY dipakaikan rompi khas Dayak dan menjalani prosesi tepung tawar sebelum bertolak ke kediaman Sultan Salehuddin II. Tak lupa di perjalanan AHY singgah di Masjid Muhammad Cheng Hoo di Samarinda untuk menunaikan salat Zuhur.

Turut mendampingi AHY bersilaturahmi ke Sultan Salehuddin II antara lain, Paslon Cagub dan Cawagub Kaltim yang diusung Partai Demokrat Syarief Ja’ang dan Awang Ferdian Hidayat, anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Ikhwan Datuk Awam, Herman Khaeron, Putu Supadma Rudana, dan Sayed Abubakar Assegaf. (bcr/csa)