TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada lima pembahasan utama yang dibawa dalam “roundtable discussion” yang digelar The Yudhoyono Institute (TYI) hari ini, Rabu (20/9/2017) di Graha Bimasena, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dalam pembukaannya Direktur Eksekutif TYI Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan bahwa fokus utama diskusi kali ini adalah membahas dinamika geopolitik di kawasan Asia Pasifik dan mendorong Indonesia untuk teribat di dalamnya.

Tema pertama yang akan dibahas adalah perkembangan memanasnya situasi di semenanjung Korea akibat tindakan Korea Utara yang beberapa kali mencoba peluru kendali baik dalam skala dekat, sedang maupun interkontinental.

“Apalagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah menyatakan akan siap berperang melawan Korea Utara jika sudah sulit menemui kata kompromi. Dalam diskusi ini kita akan mencari solusi permanen yang bisa dilakukan Indonesia untuk meredam gejolak yang ada,” jelas pria yang akrab disapa AHY.

Kedua adalah masalah etnis Rohingya yang hingga kini masih menjadi ‘the most persecuted ethnic in the world’.

“Tekanan terus menghantui Myanmar, bahkan publik dunia sempat mengecam tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi yang tidak berkutik menghadapi aksi pelanggaran HAM tersebut. Kami juga berusaha memberi rekomendasi kepada pemerintah Indonesia agar melakukan tindakan yang meyakinkan warga dalam negeri.”

“Karena hingga kini publik yakin tindakan pemerintah Indonesia belum terlau berpengaruh walaupun telah memberikan bantuan,” ungkap suami Annisa Pohan tersebut.

Pembahasan yang ketiga adalah mengenai konflik perebutan teritorial di Laut Cina Selatan dan yang keempat adalah tantangan serta keuntungan ASEAN di ulang tahunnya yang ke-50.

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/20/lima-tema-utama-yang-dibahas-dalam-diskusi-the-yudhoyono-institute-hari-ini