AHY berfoto dengan Ipung, penyandang disabilitas dari komunitas Warga Sosial asal Wonosobo yang turut hadir menyampaikan aspirasinya. (Foto: Bintang/agusyudhoyono.com)

Wonosobo, Jawa Tengah: “Saya tadi di perjalanan menuju Wonosobo menikmati keindahan
alam. Kiri kanan jalannya begitu indah. Dikelilingi oleh dataran tinggi, gunung-gunung,
pohon-pohon hijau, mata jadi segar, dan udaranya sejuk. Saya senang sekali berada di
Wonosobo,” ujar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menghadiri dialog dengan mudamudi
Wonosobo di Rumah Makan Allure, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis (12/4)
sore.

Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai kota dingin. Selain udaranya yang sejuk, segar dan
dikelilingi dengan pohon-pohon yang rindang, Kabupaten Wonosobo juga terkenal akan
tempat wisatanya. Diantaranya adalah kawasan wisata Dieng, telaga warna, Gunung Sumbing
dan Sindoro, air terjun sikarim, arum jeram serayu dan masih banyak lagi yang lainnya.
“Nyong deke seduluran salawase,” ucap AHY kepada ratusan muda-mudi Wonosobo yang
hadir. Artinya, “aku, kamu bersaudara selamanya”. Muda mudi Wonosobo riuh merespon
sapaan AHY itu. Sapaan itu memang kerap digunakan oleh warga Wonosobo.

AHY yang tampil mengenakan jaket sporty dipadu dengan celana jeans dan sepatu biru,
berpesan pada generasi muda untuk tidak pantang menyerah. Dalam dialog yang berlangsung
hangat, AHY berpesan kepada generasi muda bahwa semua orang pasti pernah gagal, termasuk
dirinya. Namun sejatinya kegagalan sebenarnya adalah proses dari penempaan dan
pengembangan diri.

“Pesan saya juga tentu bahwa dalam setiap kegagalan pasti ada hikmahnya. Jangan pernah takut
mencoba walaupun realitasnya belum berhasil,” seru AHY.

Tak hanya diramaikan oleh para pemuda-pemudi, RM Allure turut diramaikan oleh berbagai
komunitas yang angkat suara menyampaikan pertanyaan dan aspirasi kepada AHY. Ipung salah
satunya. Ia adalah penyandang disabilitas dari komunitas Warga Sosial yang pernah terlibat
dalam salah satu gerakan berbagi 500 kursi roda di Wonosobo.

“Saya memiliki empati kepada penyandang disabilitas. Waktu ke Kota Batu, kami melakukan
kegiatan bersama-sama dengan penyandang disabilitas. Ada komunitas bernama Shining Tuli.
Saya justru diajarkan bahasa isyarat, mereka semua adalah anak-anak muda yang tetap
optimis,” AHY bercerita. “Justru kita sebagai masyarakat harus bisa memberikan perhatian-perhatian
terutama dalam menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Mereka hanya ingin
mendapatkan atensi. Banyak diantara mereka punya jiwa seni yang luar biasa,” tambahnya.

Selain itu AHY juga mendengarkan aspirasi Tety, yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI) Wonosobo. Ia menanyakan tips dari Komandan Komando Satuan
Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat ini terhadap para anak muda yang baru ingin terjun
ke dunia usaha.

“Pasti ada perasaan deg-degan (ketika pertama kalimya melamar kerja). Ada bayangan yang
buruk, tapi jangan sampai itu mendominasi perasaan kita. Profesi apapun yang kita tempuh, di
dunia usaha bisa untung bisa rugi, jelas AHY. “Mari kita punya keberanian untuk memulai
sesuatu. Berani berarti mengkalkulasi segala sesuatunya. Banyak start-up, usaha rintisan di
Indonesia yang berhasil karena anak-anak muda mencoba sesuatu yang tidak terpikirkan
sebelumnya dan akhirnya menghasilkan keuntungan yang besar,” lanjut AHY menyemangati.

Menutup sowannya di Kabupaten Wonosobo, AHY menerima tiga buah cinderamata. Salah
satunya berupa lukisan karikatur AHY dengan latar belakang candi Dieng yang diberikan oleh
Wakhud Kholidzin, salah satu santri dari Pondok Pesantren Tambihul Ghofilin. (adw/csa)

P. Supadma Rudana
Deputi VII/Media dan Public Relations
0818348488