Nagan Raya, Aceh: Tokoh ulama terkemuka Abuya Amran Waly menasehati Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar menjunjung demokrasi Pancasila yang ia sebut sebagai, “Demokrasi Ketakwaan”. Nasihat ini disampaikan Abuya sebelum melakukan ritual Peusijuek (memberi kesejukan) kepada AHY di kediaman pribadi Bupati Nagan Raya Jamin Idham, Selasa (5/3) sore. Abuya adalah pemimpin Pondok Pesantren Darussalam Al Waliyyah yang terkenal sebagai tempat pendidikan hampir semua ulama di Aceh. Ia juga memimpin Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) se-Asia Tenggara.

AHY mengucapkan terima kasih atas nasihat Abuya. AHY berjanji akan menjaga NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. “Itu sudah menjadi darah daging saya,” kata AHY. Kita akan terus menjaga persatuan dan kesatuan agar bangsa ini terus damai, bersatu, membahagiakan, membawa kesejahteraan. Dari Aceh, kita sebarkan kesejukan. Dalam tahun politik ini, jangan sampai karena soal politik, persaudaraan kita terkoyak,” lanjut AHY.

Usai menerima Peusijuek (tepung tawar) dari Abuya, AHY langsung naik panggung, menyapa sekitar 1.500-an warga dari 52 desa di Nagan Raya. Warga yang sudah menunggu, langsung riuh. “Ini sudah kami tahan-tahan. Satu desa hanya boleh kirim maksimal 30 orang,” kata Ketua DPC Partai Demokrat Jamin Idham, yang juga Bupati Nagan Raya. “Jika dibiarkan, satu desa bisa kirim sampai 200 orang,” lanjut Jamin.

AHY pun tak menyia-nyiakan waktu. Di depan ribuan warga, AHY mengajak masyarakat untuk bersama-sama ikut dalam perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Ia mengajak masyarakat memanfaatkan hak pilih pada saat pemilu 17 April 2019. “Pilih wakil-wakil rakyat yang bisa memperjuangkan perubahan,” seru AHY disambut tempik sorak, “Siapa yang ingin perubahan, pilih Demokrat!”

AHY kemudian menjelaskan pada masyarakat tentang 14 Prioritas Demokrat untuk Rakyat dengan bahasa yang sederhana dan berkali-kali mengundang tawa. “Siapa di sini yang punya UMKM? Itu tuh, warung, martabak Aceh, mie Aceh,” tanya AHY disambut gelak tawa Ibu-ibu. “Nah itu harus kita bantu,” tandas AHY disambut sorak-sorai. Suasana jadi agak hening ketika AHY menjelaskan soal pentingnya mengangkat guru honorer. Rupanya ada sejumlah guru honorer diantara hadirin.

Almi Nurvita Alam (21), dari Nagan Raya senang sekali melihat penampilan AHY. “Ganteng, pintar dan bisa memotivasi kami yang muda-muda ini,” katanya dengan mata berbinar-binar. Hari itu ia bertugas menyambut AHY sebagai Inong Nagan Raya, bersama rekannya Mirza yang bertugas sebagai Agam.

Suasana meriah baru berakhir saat AHY mengakhiri paparannya. Acara ditutup menjelang petang dengan doa bersama bagi kesembuhan Ibu Ani Yudhoyono. (dna)