Jakarta: “Pak Habibie selalu berpesan kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan mengharapkan orang lain yang datang membangun bangsa kita,” seru Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). AHY hadir memenuhi undangan sebagai pembicara di acara Orbit International Habibie Festival: “The Future of Learning, Work, Play, Living” di Jakarta International Expo (JiExpo) Kemayoran, Jakarta Utara, Sabtu (19/10 pagi.

Di hadapan sekitar 1000 peserta yang didominasi oleh pelajar SMA, AHY menjelaskan bahwa pesan yang diberikan Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie akan relevan sepanjang masa. “Selalu tanyakan ke kita sendiri, apa yang bisa perbuat untuk negara kita,” lanjut AHY.

Untuk memahami pesan moral yang ditinggalkan BJ Habibie, AHY meyakini kalimat demi kalimat yang disampaikan beliau bukanlah kalimat tanpa makna. “Kalimat ini dihasilkan dari sebuah perjalanan panjang hidup beliau. Dari waktu ke waktu, dari peristiwa ke peristiwa, dari satu pembuktian ke pembuktian, hingga mencapai tujuan yang diharapkan,” tambahnya.

Selanjutnya, AHY menceritakan pengalamannya ketika ia berkunjung ke kediaman Pak Habibie saat silaturahmi lebaran dan mengungkapkan antusiasme beliau dalam menyampaikan nasihat dan harapannya kepadanya dan perwakilan keluarga Yudhoyono yang hadir. Dalam pertemuan itu, Pak Habibie menceritakan keinginannya untuk mentransformasikan mimpi-mimpi dan cita-cita besarnya bagi bangsa Indonesia. “Sembari menunjukkan beberapa model pesawat buatan IPTN, Industri Pesawat Terbang Nusantara, yang ada di ruang perpustakaannya, beliau berkali-kali menekankan pentingnya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar untuk mampu mencapai kemandirian teknologi, termasuk teknologi tinggi,” kata AHY.

AHY juga mengingatkan hadirin yang hadir bahwa Presiden ke-3 RI ini adalah orang pertama yang bukan orang Jerman, yang berhasil menjabat posisi wakil presiden di sebuah perusahaan pembuat pesawat terkemuka di Jerman. “Ini adalah bentuk apresiasi terhadap prestasi Bapak Habibie, yang mampu memecahkan persoalan kelelahan logam (metal fatigue) yang sudah 40 tahun menghantui industri penerbangan,” ucap AHY.

Bagi AHY, keputusan BJ Habibie meninggalkan Indonesia, yang merupakan zona nyamannya untuk mencari ilmu dan pengalaman di luar negeri adalah hal yang patut diapresiasi. Ilmu dan pengetahuan yang kemudian digunakan beliau untuk membangun bangsa Indonesia, terutama di bidang teknologi.

“Bagi siapapun warga negara Indonesia, khususnya generasi muda Indonesia; yang berharap, yang bermimpi, yang bercita-cita, agar negaranya lebih maju lagi, maka dia harus malu, apabila dia gantungkan harapan, mimpi, dan cita-citanya itu kepada orang lain, apalagi bangsa lain,” jelas AHY.

Menutup pidatonya, AHY kemudian mengajak seluruh hadirin untuk mengenang jasa dan pengorbanan BJ Habibie. “Saya mengajak segenap hadirin dan seluruh generasi muda Indonesia, untuk mendoakan semoga Allah SWT membalas segala budi baik dan jasa-jasa Bapak Habibie bagi kehidupan umat manusia,” ujar AHY. “Semua jasa dan pengabdianmu kepada masyarakat bangsa dan negara, juga nasihat dan wejanganmu kepada generasi penerus, akan kami kenang selamanya,” lanjut AHY disambut sorak dan tepuk tangan para hadirin.

Seusai acara, Pendiri Orbit Habibie Festival, yang juga merupakan putra sulung BJ Habibie, Ilham Habibie, mengajak AHY berkeliling untuk melihat karya-karya teknologi inovatif yang dipamerkan di tempat acara.

Saat berkeliling, AHY menyempatkan diri untuk mencoba simulasi pesawat R-80 yang merupakan salah satu pesawat impian BJ Habibie. Pesawat ini ditargetkan akan terbang perdana di tahun 2024, dibawah supervisi Ilham Habibie. “Karya-karya tadi sangat menginspirasi, dan yang membuat saya takjub adalah ternyata tanpa kita sadari banyak sekali potensi di seluruh Tanah Air dan itu dimulai dari usia yang sangat muda,” cerita AHY setelah berkeliling melihat inovasi-inovasi karya bangsa kepada para awak media yang hadir.

“Tadi banyak sekali pelajar SD yang sudah menunjukkan kapasitasnya untuk menghadirkan inovasi dan juga kecerdasan-kecerdasan yang dikaitkan dengan berbagai teknologi. Sederhana tapi hasilnya bisa kita apresiasi,” terusnya.

Sebelumnya, Ilham jmenyampaikan harapannya kepada masyarakat Indonesia melalui penggelaran festival ini. “Ini adalah kesempatan masyarakat secara luas untuk melihat contoh-contoh yang mungkin bisa memberikan inspirasi, agar mereka bisa punya satu cita-cita dan ide yang bisa dikembangkan,” jelas Ilham Habibie.

“Saya kira ini erat untuk melanjutkan warisan dari Pak Habibie. Saya kira semua orang Indonesia akan menerima Pak Habibie sebagai Bapak Teknologi. Teknologi itu tidak berdiri sendiri, maksud Bapak itu adalah untuk memajukan bangsa dan negara. Jadi teknologi adalah sebuah alat yang kita bangun bersama,” lanjutnya.

Turut hadir di festival ini diantaranya Pendiri Central Cipta Murdaya (CCM) Group Murdaya Poo, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, dan Direktur Human Capital Management Telkomsel Irfan A. Tachrir. Hadir pula Managing Director Grab Indonesia Neng Goenadi dan Direktur Digital, IT dan Bank Operasional Bank BRI Indra Utoyo. (adw/csa)