Jakarta – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono menceritakan pengalamannya berada di Jepang saat Korea Utara (Korut) menembakkan rudal melintasi negara tersebut. Agus saat itu sedang berada di Tokyo.
“Kebetulan ketika itu terjadi (uji coba Korut) saya sedang berada di Tokyo. Jadi pagi-pagi ketika bangun di hotel, terliput di media dan warga sekitar ternyata baru saja melintas rudal di atas Jepang,” ujar Agus pada acara Roundtable Discussion TYI di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (20/19/2017).
Agus mengatakan situasi tersebut sangat mengkhawatirkan bagi keamanan kawasan. Ditambah lagi dengan reaksi keras Amerika Serikat yang tetap mempertahankan opsi militer dan siap menghancurkan Korut.
“Ini cukup mengkhawatirkan masyarakat Jepang dan pastinya Korea Selatan. Kemudian Amerika Serikat tentu bereaksi keras terhadap Korea Utara. Dan bersikukuh sampai tadi malam mempertahankan semua opsi,” kata Agus.
“Termasuk opsi aksi militer termasuk Presiden Trump mengatakan kita siap untuk menghancurkan North Korea secara total. Ketika memang tidak bisa ada lagi kompromi dan konsensus,” imbuh mantan Perwira Menengah TNI AD itu.
Saat ini, AS pun telah menggelar latihan militer bersama Jepang dan Korea Selatan imbas dari uji coba hidrogen dan penembakan rudal Korut. Sejumlah kapal induk milik AS disebutkan Agus juga telah dikirim ke perairan Korea.
“Amerika Serikat juga merespons dengan menggelar latihan bersama dengan militer Jepang dan Korea Selatan dan mengirimkan armada-armada kapal induknya ke wilayah perairan di sekitar Korea,” ucapnya.
Sikap Korut yang bersikukuh untuk melakukan uji coba bom hidrogen pun mengundang reaksi keras dari Dewan Keamanan PBB. Namun hingga saat ini belum ada perubahan sikap juga dari negara yang dipimpin Kim Jong Un itu.
“Lebih lanjut militer AS telah melakukan pengoperasian sistem pertahanan rudal, selanjutnya sanksi ekonomi juga telah dijatuhkan termasuk dari DK PBB berupa larangan ekspor tekstil dan pembatasan impor minyak. Namun sejauh ini belum adanya perubahan sikap dari Korea Utara,” tutur Agus.
Situasi-situasi seperti inilah yang menurutnya perlu disikapi oleh Indonesia. Negara-negara kawasan disebut Agus harus menyiapkan opsi permanen agar tercipta perdamaian di dunia.
“Pertanyaannya, bagaimana Indonesia bersama dengan negara-negara lain di kawasan khususnya yang tergabung di ASEAN menyikapi kasus ini,” sebut dia.
“Apakah solusi permanen yang dapat diterima semua pihak termasuk AS, Tiongkok, Rusia, terutama dengan fakta bahwa Korea Utara hari ini memiliki kemampuan nuklir dan delivery system yang mampu menjangkau AS dalam waktu dekat,” tambah Agus.
Leave A Comment