Rangkas Bitung, Banten: Sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan dalam rangkaian #AHYSabaBanten, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
menyempatkan dirinya untuk singgah di Museum Multatuli, Selasa (24/4) siang.

Museum dengan luas 1.842 meter ini menampilkan sejarah kolonialisme dan antikolonialisme,
serta banyak barang bersejarah milik Eduard Dowes Dekker, pemilik nama asli Multatuli.
Sebagian besar barang yang dipamerkan dalam museum ini merupakan hibah dari pemerintah
Belanda pada pemda Kabupaten Lebak, sebagai apresiasi atas inisiatif membuat museum ini.
Pemda mengirim tim ke Belanda untuk kurasi dan pengiriman benda-benda bersejarah tersebut.

AHY yang berkeliling museum ditemani Iti Octavia Ketua DPD Partai Demokrat Banten,
sangat antusias melihat bukti fisik surat-menyurat Multatuli dengan pejabat Hindia Belanda tentang kondisi                                              masyarakat Lebak. Bukan hanya surat, foto-foto, serta novel Max Havelaar terbitan pertama juga membuat                                                            AHY kagum dan menyimak penjelasan demi penjelasan yang diterangkan kepadanya.

Pemandu museum mengatakan bahwa masyarakat sering salah sangka dan mengira bahwa
Multatuli adalah Dr. Setiabudi, pahlawan nasional. Ternyata bukan, yang di Lebak adalah
Eduard Douwes Dekker atau Multatuli. Sedangkan Dr. Setiabudi adalah Ernest Douwes
Dekker, yang memiliki hubungan keluarga dengan Eduard Douwes Dekker.

Kepada rekan-rekan media, AHY menyampaikan apresiasinya. “Luar biasa, saya sangat
mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lebak, dipimpin oleh Ibu
Iti yang telah melahirkan legacy, karya yang juga mengajarkan kepada kita untuk lebih
mengenal dan mencintai sejarah kita sendiri. Museum Multatuli ini sebagai salah satu
wujudnya,” tutur AHY.

Bukan hanya mengapresiasi inisiatif yang dilakukan pemerintah setempat saja, AHY juga
mengapresiasi penataan ruangnya yang dikemas dengan sangat menarik. “Dikemas dengan
begitu apik, tadi saya juga mengapresiasi penataan ruangan yang sangat baik, menarik,
edukatif, informatif. Orang masuk tidak bosan karena juga disuguhkan dengan multimedia
entertainment system. Dikemas dengan sangat menarik, ada yang sangat original tapi ada juga
yang dikombinasikan dengan tampilan multimedia. Ini penting, dalam rangka membuat
generasi muda tertarik dengan sejarahnya sendiri, maka harus disuguhkan cara-cara yang
menarik pula,” kata AHY dengan semangat.

AHY pun merasa banyak pesan-pesan sejarah dan nilai moral yang dapat dipetik jika
mengunjungi museum yang terletak di Alun-Alun Timur No. 8 Rangkasbitung, Lebak, Banten
ini. “Kita tidak bisa memaksa anak-anak kecil, anak-anak muda kita untuk datang ke museum,
kalau museumnya tidak menarik. Tapi saya lihat museum Multatuli ini secara keseluruhan
sangat menarik. Dengan cepat saya bisa mendapatkan sebuah kesan yang kuat, pesan-pesan
sejarah, nilai-nilai moral, dan itu semua adalah pelajaran yang harus kita petik untuk hari ini
dan masa depan,” tutup AHY. (dna/csa)

P. Sudama Rudana
Deputi VII/Media dan Public Relations
0818348488