Magelang, Jawa Tengah: Berada di Magelang untuk melantik 35 Ketua DPC Partai Demokrat se-Jateng, membuat Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) nostalgia ke masa remajanya. “Di kawah candradimuka, saya belajar untuk mandiri, dan berusaha menjadi pribadi yang kuat, baik secara fisik, mental, maupun intelektual,” kenang AHY saat menjadi Taruna di Akademi Militer, Magelang.

“Dan yang tidak kalah penting adalah meneguhkan prinsip bahwa tidak ada yang hebat sendirian. Jiwa korsa dan kerja sama adalah kunci sukses dalam mencapai tujuan. Dulu kalau ada satu Taruna yang melakukan pelanggaran, semua kena hukuman. Agar kita semua bisa saling mengingatkan satu sama lain. Sebaliknya, jika ada Taruna yang berprestasi, maka yang lainnya diperintahkan untuk belajar dan mengikuti jejaknya,” sambungnya.

“Jadi kalau dulu pulang dari cuti, dan mulai terlihat Bukit Tidar dari kejauhan, rasanya agak mules, deg-degan, karena sudah membayangkan akan berhadapan lagi dengan para senior dan pelatih yang garang-garang. Namun, saya benar-benar mensyukuri, karena tempaan keras dari para senior dan pelatih itulah, yang pada akhirnya turut membentuk karakter, juga kepemimpinan saya,” ujar AHY.

Namun sekarang perasaannya jauh berbeda dengan ketika masih Taruna. “Kalau sekarang, perasaan saya begitu masuk wilayah Magelang, tentu beda. Rasanya, langsung happy dan semangat. Karena disambut oleh bendera-bendera Demokrat, billboard, dan baliho di sepanjang jalan. Enggak ada rasa mules atau deg-degan seperti dulu saat jadi Taruna. Yang mules dan deg-degan, ya paling Mas Rinto sebagai Ketua DPD, juga tuan rumah acara, kalau street media nya enggak ramai,” canda AHY.

Di Kota Magelang ini pula AHY meneguhkan pilihan hidupnya. “Bukan hanya untuk menjadi seorang perwira, tapi juga seorang patriot, yang tugasnya adalah membela rakyat, bangsa dan negara. Itu juga yang menjadi esensi dari Sapta Marga dan Sumpah Prajurit,” jelasnya AHY.

AHY yang tiba bersama istri tercinta Annisa Pohan Yudhoyono sudah sempat menjajal beberapa kuliner setempat. “Tadi saya nge-gym nya agak lama dari biasanya, karena, sejak kemarin mendarat di Kulonprogo, sampai dengan tadi malam, saya dan istri makan terus. Diajak mas Rinto, makan siang di Gudeg Yu Djum. Terus lanjut ngemil-ngemil di Pakelan. Sampai di hotel, dikirimi banyak sekali makanan khas Magelang, mulai dari nasi goreng magelangan, tahu kupat, mie bakso, sampai dengan tempe mendoan dan getuk,” cerita AHY.

“Alhamdulillah, nikmat sekali. Tapi konsekuensinya ya harus bakar kalori lebih lama,” ujar AHY, disambut gelak tawa hadirin yang hadir.

AHY juga menjelaskan bahwa leluhur dan keluarganya dari garis almarhumah Ibu Ani, juga merupakan orang Jawa Tengah. “Kakek saya, Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, asli Purworejo. Sedangkan Ibu Sarwo, asli Magelang. Dan ketika Pak Sarwo menjabat sebagai Gubernur Akmil, di situlah terjadi pertemuan kasih antara Pak SBY dan alamarhumah Ibu Ani,” kenang AHY.

Kota Magelang membawa kenangan tersendiri bagi AHY yang tidak mungkin dilupakan. Pengalamannya di kawah Candradimuka sebagai Taruna Akademi Militer, membentuk karakternya mandiri dan kuat. (adt/csa)