BANDA ACEH – Kedatangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Aceh dalam program ‘AHY Saweu Aceh’ ke dua kota dan tiga kabupaten, dinilai banyak kalangan salah satu strategi dirinya dalam mengejar target-target politik untuk pemilihan presiden (pilpres) 2019. Beberapa pihak menganggap AHY sedang gerilya politik ke sejumlah provinsi di Indonesia, termasuk Aceh untuk mengangkat elektabilitasnya setelah mundur dari TNI dan kalah pada Pilkada DKI Jakarta.

Ternyata berbagai pendapat dan penilaian tersebut dibantah tegas oleh AHY. Secara khusus Kepada Serambi saat dalam perjalanan darat dari Saree ke Pidie, Selasa (14/11), AHYmengatakan, dirinya tidak sedang menargetkan apapun. Saat ini ia hanya ingin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bersilaturahmi dengan semua elemen di seluruh pelosok Nusantara untuk menggali pengetahuan dan pengalaman.

“Saya hanya sedang menyempurnakan pengetahuan saya terhadap kompleksitas dan keberagaman kita. Saya ingin bersilaturahmi dengan berbagai pihak. Saya tidak target apapun, ini terlalu dini bagi saya, karena target-target prematur akan mengganggu fokus saya dalam proses pendewasaan dan persiapan saya ke depan,” kata AHY dalam wawancara eksklusif dengan Serambi yang ikut mendampinginya selama program AHY Saweu Aceh, 13-15 November 2017.

Namun demikian, saat ini, putra sulung presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengaku akan terus mempersiapkan diri menuju Indonesia yang lebih maju dan bermartabat dengan slogannya Indonesia emas 2045. AHY ingin berproses secara alami tanpa target yang muluk-muluk. “Saya ingin berproses secara alami, biarkan Allah yang menentukan segalanya, biarkan sejarah yang mencatatnya. Dalam hal ini, saya tidak mau berandai-andai berlebihan, lebih baik saya persiapkan diri dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman,” katanya.

Kemarin, adalah hari terakhir AHY berada di Aceh sejak tiba Senin (13/11) melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar. AHY melakukan sedikitnya 12 agenda sejak kedatangan, mulai dari mengisi kuliah umum hingga kegiatan lainnya seperti pertemuan dengan ulama, selebgram, ngopi bareng masyarakat, mencicipi sejumlah kuliner Aceh seperti sate matang, mi Aceh, hingga bertemu dengan bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota di kabupaten/kota.

Lhokseumawe adalah daerah terakhir yang ia kunjungi, kemarin. Adapun kegiatan terakhirnya di sana adalah menyampaikan kuliah umum di GOR ACC Cunda di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal), Aceh Utara. Kuliah umum itu turut dihadiri Rektor Unimal Prof Dr Apridar MSi, Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, anggota DPR RI asal Aceh Teuku Riefky Harsya, Muslim SH, pimpinan DPRA Dalimi SE, Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadhillah, dan juga anggota DPRK Lhokseumawe.

Kuliah umum tersebut juga berlangsung cukup meriah seperti suasana dua kuliah umum AHY sebelumnya di Banda Aceh dan Pidie. Ribuan mahasiswa terlihat antusias dan histeris saat AHYtampil begitu memesona di hadapan para mahasiswa. Dalam kesempatan itu, AHY mengupas kebersamaan dalam membangun peradaban menyongsong Indonesia emas 2045.

Usai kuliah umum, AHY langsung bergegas menuju Bandara Sultan Malikussaleh untuk kembali ke Jakarta. Namun, AHYterlihat sulit untuk beranjak dari lokasi tersebut karena ia tak henti-hentinya dikerumuni mahasiswa yang ingin foto bersama. Pengawal pribadi dan sejumlah tim pengamanan terlihat kelimpungan mengatasi keadaan tersebut. Sedangkan AHY, meski terus dikerumumi namun berusaha semaksimal mungkin untuk melayani para mahasiswa yang ingin selfie dengannya.

Amatan Serambi, AHY baru berhasil keluar dari lokasi kuliah umum sekira pukul 11.30 WIB. Selanjutnya bersama tim langsung menuju Bandara Sultan Malikussaleh dan take off menuju Jakarta sekira pukul 12.20 WIB. Sebelum terbang, AHY sempat diwawancarai awak media di ruang VVIP bandara. Dalam kesempatan itu, AHY mengatakan, senang bisa berjumpa dengan masyarakat Aceh selama tiga hari.

Baginya, Aceh sangat penting dan menjadi memori atau nostalgia lantaran ia sempat melaksanakan amanah tugas negara untuk pemulihan konflik di Aceh saat masih berseragam loreng pada 2002 dan 2003. “Kunjungan ke provinsi lain juga saya lakukan, tapi Aceh ini beda, saya punya memori saat bertugas dulu. Aceh ini spesial bagi saya, masyaraktnya ramah, rasanya waktu tiga hari tidak cukup untuk mempelajari berbagai hal di Aceh,” ujar AHY.

Ia juga berpesan agar semua masyarakat Aceh tetap menjaga perdamaian yang telah terwujud. Menurutnya terlalu mahal jika Aceh tidak aman dan damai. Selain itu, Agus Yudhoyono mengajak semua elemen masyarakat di Aceh bersatu untuk mewujudkan kesejahteraan. “Karena mewujudkan kesejahteraan itu bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita semua. Aceh luar biasa, semoga semakin sukses, terima kasih untuk semuanya,” pungkas AHY. (dan)

 

Sumber : http://aceh.tribunnews.com/2017/11/16/ahy-lawatan-ke-aceh-tak-ada-target-politik